Kamis, 26 Februari 2015

Manfaat/khasiat tape singkong



"MANFAAT/KHASIAT TAPE/TAPAI SINGKONG"
"Tape singkong" (ubi kayu) merupakan hasil fermentasi dari ubi kayu. Banyak dijual di pasar tradisional maupun warung-warung deket rumah".
"Singkong" (ubi kayu) adalah termasuk jenis umbi-umbian yang banyak terdapat di seluruh daerah di Indonesia. Proses fermentasi yang dilakukan terhadap "singkong" (ubi kayu) ini menghasilkan gula dan alkohol, sehingga "tape" menjadi berasa manis, sedikit asam dan beraroma alkohol. "Tape singkong" yang berwarna kuning lebih banyak mengandung Vitamin A daripada yang berwarna putih. Vitamin A pada "Tape singkong" dapat mencapai 385 SI per 100 gram.
Apakah anda penikmat "tape"? Atau malah enggan menikmatinya karena rasa yang kadang cukup "keras" karena kecut atau anda yang menghindari jenis makanan yang mengandung alkohol menolak "tape" karena melalui proses fermentasi, tapi jangan anggap semua "tape" sama saja rasanya, "tape" walaupun merupakan hasil fermentasi, juga dapat tetap terasa manis. Apalagi setelah anda mengetahui kandungan vitamin dan "manfaat tape singkong", utamanya "Tape singkong". Jenis makanan ini dianggap ber"khasiat" menggenjot rangsangan seksual pasangan suami istri.
"Tape singkong", selain mengandung karbohidrat sebagaimana dikandung "singkong" juga mengandung vitamin A yang banyak diketahui ber"manfaat" untuk kesehatan mata. Selain itu, "singkong" juga dianggap dapat mengusir jerawat pada wajah.
Menurut dosen Teknologi Pascapanen Hortikultura, Fakultas Teknologi Pertanian, Unud, Dr. Ir. Bambang Admadi Harsojuwono, tingginya kandungan vitamin A "Tape singkong" dapat diketahui jika "tape" yang dihasilkan melalui proses fermentasi itu berwarna kuning. Jika "tape" yang dihasilkan berwarna putih berarti kandungan vitamin A-nya lebih sedikit.
Ragi merupakan bahan utama dalam proses pembuatan "tape". Ragi mengandung mikroba sacchoromyces cereviceae. Mikroba ini mengeluarkan enzim yang berguna dalam proses fermentasi. Kesterilan ragi dan bahan dasar pembuatan "tape" ketika akan digunakan amat penting. Hal ini dimaksudkan agar tak dicemari bakteri lain. Jika hal ini terjadi proses fermentasi akan terhambat. Bakteri yang sering mengeluarkan racun berbahaya bagi kesehatan manusia akan ada dalam "tape".
Untuk mendapatkann "tape" dengan hasil yang baik, proses fermentasi harus dilakukan secara optimal. Selain memilih bahan dasar yang baik, proses pembuatan "tape" harus benar. Ragi yang digunakan harus bermutu tinggi. Agar dihasilkan "tape" yang manis, selain lama fermentasi, pemberian ragi secukupnya, serta penutupan yang sempurna selama proses fermentasi berlangsung harus diperhatikan.
Dalam proses fermentasi, glukosa enzim glikolisin akan pecah dan menghasilkan karbondioksida, air, serta energi. Energi diperlukan oleh enzim amilase, intervertase dalam hal proses fermentasi.
PH atau kadar asam asetat yang tinggi dalam "tape" dapat mempengaruhi cita rasa "tape", malah dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Proses fermentasi yang terlalu lama dapat menghasilkan air "tape" yang cukup banyak. Rasa manis pada "tape" akan berkurang.
Lamanya proses fermentasi ini sebaiknya jangan lebih dari tiga hari. Jika lewat batas maksimum dan pemberian ragi terlalu banyak nanti "tape"nya lembek dan terasa masam. Rasa masam disebabkan pati yang diubah oleh enzim amilase menjadi gula (sukrosa). Enzim invertase mengubahnya lagi menjadi glukosa. Hasilnya berupa alkohol. Jika proses fermentasi terlalu lama alkohol akan menghasilkan asam asetat sehingga dapat menghasilkan "tape" yang terasa masam.
Mengomentari pendapat umum bahwa "Tape singkong" dapat meningkatkan rangsangan seksual dan mengatasi jerawat, Bambang menyatakan bahwa sebenarnya belum ada penelitian ilmiah yang memperkuat anggapan banyak orang tersebut.
Sedangkan kandungan yang terdapat dalam tiap 100 gram ubi kayu adalah sebagai berikut :
Kalori 146,00 kal
Air 62,50 gram
Phosphor 40,00 mg
Karbohidrat 34,00 gram
Kalsium 33,00 mg
Vitamin C 30,00 mg
Protein 1,20 gram
Besi 0,70 mg
Lemak 0,30 gram
Vitamin B1 0,06 mg
(sumber: Pengolahan Pangan, Menegristek Bid. Pendayagunaan dan Pemasyarakatan IPTEK)
"Tape singkong" memiliki berbagai "khasiat", berikut beberapa "khasiat" dari "Tape singkong".
Dipercaya dapat menyembuhkan jerawat dan bisul
Banyak orang juga berpendapat "singkong" dapat menambah rangsangan seksual suami-istri
Dapat menghangatkan tubuh karena mengandung Alkohol (jika kebanyakan dapat memabukkan), dan dapat menyehatkan kulit.
Dapat menjadi energi alternatif selain nasi
Memperlancar menstruasi (bagi wanita)
Memperlancar sistem pencernaan
"Tape singkong" juga dapat menyembuhkan penyakit maag dengan cara dikonsumsi pagi-pagi saat bangun tidur.
Dipercaya dapat mencegah anemia.
Obat alternatif untuk mengobati penyakit Wasir
Mengobati luka pada penderita diabetes ("Tape singkong" ditempel pada luka)
Dapat menghilangkan noda di wajah jika dikonsumsi setiap hari (1 piring kecil setiap hari)
dan masih banyak "manfaat" lainnya...
Cara membuat "Tape singkong" :
Bahan - bahan :
Ubi Kayu
Ragi "Tape"
Alat - alat :
Pisau
Kukusan / Panci
Bakul bambu / keranjang
Daun pisang
Cara membuatnya :
Kupas ubi kayu lalu potong-potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan
kemudian cuci;
Rendam selama 1~2 jam dalam air bersih lalu kukus selama 30 menit (tidak perlu ditiris) atau dapat direbus selama 15 menit (harus di tiriskan);
Sementara itu Ragi dihaluskan, daun pisang di lap sampai bersih dan di layukan diatas api, jika menggunakan bakul bambu maka harus dicuci bersih dan dikeringkan;
Umbi masak yang suam-suam kuku disusun selapis di dalam bakul/keranjang yang sudah dilapisi daun pisang, kemudian ditaburi ragi tipis-tipis. Setelah itu dibuat lagi selapis umbi di atas lapisan sebelumnya, dan kembali ditaburi ragi. Demikian dilakukan sampai bakul hampir penuh.
Umbi dalam bakul ditutup dengan daun pisang tiga lapis
Bakul diletakkan di tempat bersih yang tidak panas dan bebas semut selama 2 sampai 3 hari sampai umbi menjadi "tape".
"Tape" dapat dikemas di dalam kantong plastik, kemudian disimpan pada suhu dingin (0 - 5°C). Pada suhu kamar (15 - 30°C) tapai cepat menjadi masam.

Minggu, 22 Februari 2015

keunggulan dan kelemahan tape



Keunggulan dan Kelemahan Tape
Keunggulan tapai /TAPE

Fermentasi tapai dapat meningkatkan kandungan Vitamin B1 (tiamina) hingga tiga kali lipat. Vitamin ini diperlukan oleh sistem saraf, sel otot, dan sistem pencernaan agar dapat berfungsi dengan baik. Karena mengandung berbagai macam bakteri “baik” yang aman dikonsumsi, tapai dapat digolongkan sebagai sumber probiotik bagi tubuh. Cairan tapai dan tapai ketan diketahui mengandung bakteri asam laktat sebanyak ± satu juta per mililiter atau gramnya. Produk fermentasi ini diyakini dapat memberikan efek menyehatkan tubuh, terutama sistem pencernaan, karena meningkatkan jumlah bakteri dalam tubuh dan mengurangi jumlah bakteri jahat. Kelebihan lain dari tapai adalah kemampuannya tapai mengikat dan mengeluarkan aflatoksin dari tubuh. Aflaktosin merupakan zat toksik atau racun yang dihasilkan oleh kapang, terutama Aspergillus flavus. Toksik ini banyak kita jumpai dalam kebutuhan pangan sehari-hari, seperti kecap. Konsumsi tapai dalam batas normal diharapkan dapat mereduksi aflatoksin tersebut. Di beberapa negara tropis yang mengkonsumsi singkong sebagai karbohidrat utama, penduduknya rentan menderita anemia. Hal ini dikarenakan singkong mengandung sianida yang bersifat toksik dalam tubuh manusia. Konsumsi tapai dapat mencegah terjadinya anemia karena mikroorganisme yang berperan dalam fermentasinya mampu menghasilkan vitamin B12.

Kelemahan tapai

Konsumsi tapai yang berlebihan dapat menimbulkan infeksi pada darah dan gangguan sistem pencernaan. Selain itu, beberapa jenis bakteri yang digunakan dalam pembuatan tapai berpotensi menyebabkan penyakit pada orang-orang dengan sistem imun yang terlalu lemah seperti anak-anak balita, kaum lanjut usia, atau penderita HIV3. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, konsumsi tapai perlu dilakukan secara terkendali dan pembuatannya serta penyimpanannya pun dilakukan dengan higienis